Mahasiswa Pencinta Alam
Green Machine Spirit
Berdiri pada tanggal 12 Agustus 1996 dan diresmikan pada tanggal 17 agustus 1996 di puncak gunung dempo oleh 20 mahasiswa teknik mesin UNSRI angkatan 1993.Pengertian dari Green Machine Spirit itu sendiri adalah Semangat Hijau Mesin, tujuan awal pembentukan Mapala GMS adalah menjadi wadah bagi mahasiswa teknik mesin UNSRI untuk menyalurkan bakat dan minat kepecintaalaman sehingga diharapkan terciptanya mahasiswa-mahasiswa yang sadar lingkungan dan terbentuknya mahasiswa-mahasiswa yang tangguh dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Visi & Misi
Visi :
Mengembangkan kegiatan olahraga alam bebas dalam lingkup Universitas Sriwijaya serta upaya pelestarian alam dan lingkungan.
Misi :
Menampung dan menyalurkan minat mahasiswa Universitas Sriwijaya kepada kegiatan – kegiatan yang berorientasi alam dan lingkungan.
Visi :
Mengembangkan kegiatan olahraga alam bebas dalam lingkup Universitas Sriwijaya serta upaya pelestarian alam dan lingkungan.
Misi :
Menampung dan menyalurkan minat mahasiswa Universitas Sriwijaya kepada kegiatan – kegiatan yang berorientasi alam dan lingkungan.
Lambang
Arti Lambang
- Tali bersimpul tiga melambangkan perpaduan hubungan antara manusia, alam dan Tuhan.
- Mata Angin melambangkan Mapala GMS mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
- Roda gigi (Gear) melambangkan identitas dari Jurusan Teknik Mesin.
- Domino dengan angka 3 dan 5 (315) melambangkan kode Jurusan teknik mesin Universitas Sriwijaya dan mempunyai sejarah tersendiri dalam pembentukan Mapala GMS.
- Mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa
- Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan alam sesuai dengan kebutuhannya
- Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
- Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia dengan martabatnya
- Berusaha mempererat tali persaudaraan antar pencinta alam sesuai dengan azas pencinta alam
- Berusaha saling membantu dan saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan yang Maha Esa
- Selesai
Disahkan di Ujung Pandang 1974